Pulau Popoongan merupakan pulau yang termasuk dalam dusun Popoongan Desa Bala-balakang, Kecamatan Bala-balakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Pulau Popoongan membuktikan bahwa Sulawesi Barat memiliki surga yang tak kalah menariknya dengan tempat lain. Pulau Popoongan memiliki pantai berpasir putih yang menjadi salah satu keindahan pulau tersebut, ditambah lagi dengan puluhan penyu yang berenang bebas di daerah dangkal sekitaran pulau, membuat pulau ini sangat cocok didatangi para wisatawan maupun peneliti yang menyukai penyu.
Namun, disamping keindahan yang nampak layaknya surga, juga tersimpan berbagai permasalahan yang kompleks termasuk masalah yang serius adalah tenaga kesehatan di pulau ini. Sarana dan pelayanan kesehatan untuk masyarakat masih sangat minim. Selain infrastruktur, kualitas dan kuantitas SDM di bidang kesehatan pun masih belum menggembirakan. Jarak antara pulau dengan rumah sakit sangat jauh dan hanya dapat ditempuh dengan kapal laut selama 12 jam.
Berhubung hari ini 10 Nopember adalah hari pahlawan untuk itu saya akan bercerita mengenai sosok pahlawan yang saya kenal ketika melakukan ekspedisi di pualu popoongan. Beliau adalah Sando Dewi yang merupakan pahlawan kesehatan dari pulau popoongan.
Konteks kepahlawan zaman dulu sampai sekarang sudah mengalami pergeserakan makna. Pahlawan zaman dulu berjuang melawan para penjajah untuk mencapai kemerdekaan sehingga kita mampu merasakan kenyamanan hidup dizaman sekarang dan pahlawan sekarang adalah bagaimana kita mampu mengaktualisasikan nilai - nilai kepahlawanan yang dulu sehingga tidak sekedar seremonial belaka memperingati hari pahlawan.
Terkadang pahlawan itu datangnya dari orang yang biasa, yang rela berkorban demi kepentingan orang banyak dan mampu memahami esensi dari pahlawan masa kini.Sando Dewi adalah satu - satunya tenaga kesehatan yang ada dipulau ini. Sando berumur 72 tahun dengan tulusnya melayani masyarakat yang datang untuk berobat dan tidak jarang pula beliau yang mendatangi orang sakit. Kepiawaian beliau mengobati orang sakit didapatkan dari turun - temurun. Selain mengobati orang sakit dengan segelas air yang dibacakan doa-doa, Sando yang memiliki lima orang anak ini membantu proses persalinan dengan menggunakan alat seadanya.
Layaknya rumah sakit yang beroperasi 24 jam Sando Dewipun demikian. Tak mengenal pagi, siang, malam dan tengah malam jika ada yang membutuhkan bantuannya Beliau dengan sigap menolongnya. Beliau bukan hanya mengobati warga pulau setempat tetapi beliau juga mengobati warga dipulau sebrang. Untuk sampai kepulau sebrang, Beliau yang bekerja sebagai pengering kima semasa muda harus menempuh waktu berjam - jam dengan menggunakan kapal nelayan.
Untuk kegiatan tersebut, Sando ini tidak mendapatkan gaji, Beliau cuman dibayar dengan ucapan terima kasih dari warga yang telah diobati, beliau bekerja dengan sukarela dan tidak menuntut apa-apa. Keikhlasan dan niat tulus yang mendorongnya untuk melakukan hal ini. Semoga beliau tetap dalam lindungannya.
Inspirasi dapat datang dari siapa saja, semoga dengan sosok Sando Dewi dapat menginspirasi kalian bahwa kita semua punya peran untuk jadi pahlawan baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Selamat Hari Pahlawan 10 Nopember 2017.
No comments:
Post a Comment